Pendampingan Dalam Rangka Persiapan Outbreak Response Assement (OBRA) di RSUD Muara Teweh

Dalam rangka mendeteksi dan menghentikan penyebaran bakteri dan virus penyakit difteri, pertusis, tetanus neonatorum, campak-rubela, dan polio, serta Surveilans Penyakit yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I), Tim OBRA dari WHO Konsultan Indonesia (dr. Rajendra Kumar Singh) bersama Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara melaksanakan kegiatan pendampingan ke RSUD Muara Teweh, bertempat di Aula RSUD Muara Teweh, Senin (16/12/2024).

Rombongan ini diterima langsung oleh Kepala Bidang Pelayanan Medik HM Arsyad didampingi oleh jajaran direksi manajemen rumah sakit dan tenaga kesehatan yang terkait. Beliau menyambut hangat akan pendampingan Tim OBRA dan tim Dinas Kesehatan Kabupaten Barito Utara, dimana RSUD Muara Teweh selaku rumah sakit pemberi pelayanan kesehatan tingkat lanjut satu-satunya di Kabupaten Barito Utara Kalimantan Tengah.

OBRA atau Outbreak Response Assessment adalah kegiatan yang dilakukan oleh tim independen global (WHO dan UNICEF) untuk menilai respon imunisasi dan surveilans dalam penanggulangan KLB. Kegiatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa respon imunisasi dan surveilans yang telah dilakukan cukup efektif untuk mendeteksi dan menghentikan penyebaran virus Polio. OBRA / Outbreak Response Assessment mencakup berbagai aspek, seperti Perencanaan dan Koordinasi, Kualitas dan surveilans AFP, Kualitas pelaksanaan PIN, Performa rutin imunisasi, Komunikasi dan sosial mobilisasi, serta manajemen vaksin.

Pada tahun 2024, OBRA dilakukan di enam provinsi terpilih, yaitu Maluku Utara, Sulawesi Utara, Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Tengah, Papua Barat. Palangkaraya pada RSUD Doris Sylvanus, Puskesmas Panarung, dan Puskesmas Marina Permai,  RSUD dr. H. Soemarno Sosroatmodjo Kuala Kapuas serta Puskesmas Palingkau.

Acara dibuka oleh Kepala Dinas Kesehatan, Pariadi AR., SKM dalam sambutannya mengatakan bahwa, Kabupaten Barito Utara salah satu kabupaten yang dipilih sebagai kabupaten pendampingan, dimana awalnya Barito Utara masuk dalam silent distrik dalam penemuan kasus AFP (Acut Flaccid Paralysis), namun berkat pendampingan Tim OBRA akhirnya Barito Utara bisa memenuhi target penemuan kasus dari 4 target, ditemukan 2 kasus suspek AFP serta hasil laboratorium menunjukan hasil Negatif. 
-------------------

Sumber / Foto : Bidang P2P Dinkes Barut
Editor : Humas Dinkes Barut / ERM

---------------

Berita selengkapnya silahkan kunjungi :
???? facebook : Dinkes Barut
???? instagram : Dinkes Barut

------------

#dinkesbarut #humasdinkesbarut #OBRA